oleh: Nana Altafunnisa
Hujan dari langitku membasahi hidupku,
Ketika kehilanganmu.
Hujan dari mataku membasahi sajakku,
Ketika menuliskanmu.
Ketika mentari mulai menampakkan senyumnya, hujan pun telah
tiada digantikan gerimis yang sejak tadi tak bosannya membasahi bumi. Sama
halnya gerimis ini, akupun enggan beranjak dari tempat tidurku memandangi dari
balik jendela butiran-butiran kristal yang jatuh dari genteng serta daun-daun
pepohonan.