Bismillahir Rahmaanir Rahim ... Cerita ini nyata pernah kejadian ni,
guys. Di sebuah kota kecil sebut aja nama kotanya
Las Vegas (nama daerah disamarkan). Daerah ini meskipun Cuma kota
kecil, tapi tingkat ekonomi masyarakatnya maju pesat. Ini juga kali yang
bikin orang-orangnya mulai lupa daratan.
Adalah Ivan, seorang karyawan mini market
yang baru pindah ke Las Vegas. Doi ngekost di pinggiran kota ini. Ivan
ini meskipun masih muda dan ganteng, tapi doi relijius loh. Dia ga
pernah sekalipun ninggalin sholat.
Bukan Cuma rajin sholat,
tapi doi sholatnya selalu di mesjid. Nah, kebetulan kost-an si Ivan ini
lumayan deket dari mesjid. JENGJENG!!!! *belum wooyy!!!*
Senin,
tanggal sekian bulan sekkan jam 4.30 pagi. Pagi-pagi buta Ivan udah
bangkit dari ranjangnya. Ini hari pertama dia tinggal di kost-an
barunya, jadi belum banyak orang yang doi kenal.
Masih dalam
keadaan setengah ngantuk, Ivan bergegas siap-siap. Mau kemana coba? Ya
ke mesjid laah. Gue kasi tau ya, dia mau sholat subuh!! Sst, rahasia!!
Jarak kost-an Ivan ke mesjid ini lumayan deket emang. Cuma, doi harus
ngelewatin pematang sawah gitu. Kira-kita jauhnya 100 meteran lah. Gelap
Dengan semangat, Ivan melangkahkan kakinya menyusuri jalan setapak. Dia
emang selalu keliatan semangat kalo mau ngapelin Sang Pencipta Hari
gini ya, jari aja kebanyakan buat ngitung jumlah jiwa-jiwa muda yang
rajin ibadah. Apalagi sholat subuh di mesjid. *nusuk*
Di jalan
aman, guys. Doi ga ketemu ‘sesuatu’ apalagi ‘sesuatu banget yah’ (-,,-) ß
itu emot syahrini waktu masih SMU, lol! Sampe di mesjid, Ivan clingak
clinguk. Bukan mau nyolong benda terkutuk lo yah. Doi nyari tempat
wudhu.
Setelah ketemu, doipun buru-buru wudhu dan masuk ke
mesjid. Mesjidnya ini lumayan gede lo, guys. Tapi sayang, kurang keurus.
Wallpapernya kusem Karpetnya pada lusuh. Jam dindingnya mati. Debu di
teras tebel. Padahal perumahan warga banyak disitu, tapi mesjid ini
seperti haus pengunjung.
Ivan berdecak. Bukan kagum, tapi prihatin. Mesjid segede ini ga ada yang ngurus. Orang-orang udah pada lupa diri, gumamnya.
Ivan cuma sendirian di situ, guys. Dia memang ga berharap terlalu
banyak buat sholat berjamaah. Sama sekali ga ada tanda-tanda bakal ada
yang dateng lagi. Ivanpun melantunkan adzan. suaranya cukup lantang,
tapi ga pake pengeras suara. Suaranya merduuu banget. Ayu ting ting aja
kalah dah.
Abis adzan, Ivanpun sholat sunnah. dia masih
sendirian. Sebenernya dia agak-agak sungkan alias merinding juga sih
sendirian disitu. Maklum suasananya suram. Peneranganpun cuma
lampu-lampu kuning jadul. Itu juga paling cuma setengah watt. *ngantuk
aja nyampe 5 watt kan yah*
Abis sholat sunnah, Ivanpun qomat.
Sesaat sebelum sholat, doi sempat clingak clinguk ga karuan. Yah, siapa
tau ada orang datang buat diajak berjamaah. Keukeuh. Dunia emang udah
mau kiamat. Kalo ga ada Ivan, itu rumah Allah asli bener-bener nganggur,
ga ada seorangpun yang ngunjungin, terutama subuh.
“Allahu akbar..” Ivan memulai sholat utamanya. Dia berdiri di shaf paling depan. Sendiri. Hening. Dingin.
Karena sholat subuh, Ivan sedikit menyaringkan bacaan sholatnya ketika
masuk Al-Fatihah. Suaranya menggema. Syahdu. Merdu. Penuh rindu. Sampai
pada waktunya Ivan melafadzkan ayat Al-Fatihah yang terakhir, alangkah
terkejutnya Ivan mendengar sahutan : “ AAAMIIIIIN…”
SAHUTAN ITU TERDENGAR BEGITU MENGGEMA MEMENUHI RUANGAN. SANGAT RAMAI !!!!
Ivan mendengar suara itu begitu jelas, begitu nyalang dan meraung.
Kuping Ivan bak disengat listrik mendengar sahutan itu!! Dia sangat
yakin tadi dia sendirian! Kalaupun ada orang datang, pasti terdengar
suara langkah kaki ato semacamnya. Tapi ini nggak!!!
Ivan
bergidik! Kakinya tiba-tiba terasa kaku. Semua konsentrasinya hilang
ditelan ketakutan. Bibirnya bergetar. Matanya terpejam! Dia merinding!
Belum pernah dia mendengar sehutan seramai itu.
Mungkin
jumlahnya ribuan! Ivan layaknya sedang menjadi imam di Masjidil Aqsa ato
Ka’bah. Ivan masih berdiri terpaku. Dia belum melanjutkan ke surah
berikutnya. Dia masih shock!! Matanya masih terpejam kuat!
Tapi
Ivan stand up! Dia berusaha kuat. Dia harus melanjutkan sholatnya. Dia
yakin ini pertanda baik. ‘Mereka’ cuma mau menjadi makmumnya, batinnya.
Mungkin karena Ivan masih terlalu muda dan labil untuk memahami kejadian
ganjil yang dialaminya. Padahal Rasulpun pernah mengalami hal serupa.
Kondisi Ivan semakin stabil. Diapun melanjutkan sholatnya. Dia kembali
menyaringkan suaranya. Tapi kali ini sudah ga terdengar merdu. Pun di
rakaat kedua, guys, lagi-lagi sahutan itu melolong. Sangat ramai dan
riuh.
Sesaat tenggorokan Ivan tercekat mendengarnya! Tapi kali
ini dia lebih tegar. Suara bacaan yang dia lafadzkanpun mulai kembali
terdengar merdu. Jantungnya masih berdebar.
Sampai pada posisi
duduk tahiyat akhir, Ivan segera menyelesaikan sholatnya. Di sela
konsentrasinya yang memang udah terpecah dari awal, dia sempat berfikir
untuk mengetahui sosok makmum yang mengiringi sholatnya, guys!
Dan dia tahu rasa penasarannya akan segera terjawab pada posisi salam.
Dia berniat akan membuka matanya saat kepalanya menengok. Saat yang
ditunggupun tiba, “Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh..”
Kepala ivan menengok ke kanan, matanya setengah terbuka!!
Jantung Ivan terhenyak melihat penampakan sosok-sosok makmumnya!!
Sosok-sosok itu ternyata terlihat begitu besaaarr dan tinggi!!! Jelas
saja mereka bukan manusia. Postur tubuh mereka 10x lipat lebih besar!!
Ya guys!! Ukuran mereka 10x lebih besar dari tubuh Ivan. Posisi duduk
mereka yang berjejer begitu rapih seolah-olah hendak menerkamnya!
Semuanya berjubah putih. Meski begitu, wajah mereka terlihat sangat
menyeramkan. Janggut tebal menjuntai. Warna kulit terlihat gelap. Mata
mereka terlihat melotot dengan ekspresi tajam. Kulitnya penuh keriput
besar dngan bekas codet yang ga beraturan di sekitar mukanya. Sekilas
hampir terlihat mirip makhluk jeeper creepers, guys! Bener-bener
menyeramkan!
Ivan bergidik. Tiba-tiba dia ngerasain tubuhnya lemas. Nafasnya sesak. Jantungnya berdebar hebat. Diapun roboh.
Next day. Ivan bener-bener ga bisa ngelupain kejadian itu. Setelah
siuman dari pingsannya kemarin, dia langsung bergegas menelpon ayahnya
di kampung. Dia bener-bener pengen tau apa yang sebenarnya dia alami.
“Nak, mereka itu adalah jelmaan jin-jin Islam” Terang ayahnya. “Sebenarnya kamu beruntung bisa menjadi imam mereka..”
“Tidak semua orang bisa mengalami hal yang kamu alami, nak. Bahkan seorang ustadz yang kesohorpun!” Lanjutnya lagi.
“Yang pernah mengalami itu dulu cuma Rasul sama Sahabat-sahabatnya
sewaktu di kerajaan jin Islam. Mudah-mudahan kamu mendapat berkah dari
kejadian ini”
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
0 komentar:
Posting Komentar