Sabtu, 30 Juni 2012

Kumpulan Sajakku

Saya ingin mengantar sajak-sajak dengan sedikit kilas balik, dimana disini saya sedikit banyak terlibat meski hanya sebagai figuran dengan peran yang amat tidak penting.

CINTA adalah satu dari tema besar dan abadi dalam persajakan di dunia ini. Saya kira cinta bukan lagi sekedar godaan untuk disajakkan, tapi sebuah kelaziman, atau sesuatu yang terberi seperti udara, dan menulis sajak adalah seperti bernapas. Yang terhirup dalam napas sajak kita, mau tak mau adalah udara cinta itu.

berikut ini beberapa sajak cinta yang penulis tawarkan, yaitu:

  • Cinta, bukan tentang kisah yang kau tulis, tapi tentang bersama siapa kau menulis kisah itu.
  • Mencintaimu adalah bahagia yang tak terencana. Dan hari-hari bersamamu tak butuh rencana-rencana untuk bahagia. 
  • Jatuh cinta, pelajaran terbaik untuk tabah. Sebelum dan sesudah sakit.
  • Aku ingin menerjemahkanmu sebagai sajak yang tak bisa orang lain terjemahkan.
  • Akan kupeluk  doa, sebab itulah caraku membuat diriku bahagia
  • Bersiaplah cinta mengetukmu. Hati selalu berpintu.
  • Pernah kurasakan kerinduan yang menyakitkan melebihi sayatan.
  • Dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu.
  • Untuk setetes air mata duka, kau berutang seribu bunga.
  • aku mencintai luka, guru terbaik mengenal bahagia. aku mencintai kamu, guru terbaik untuk keakuanku.
  • Cinta adalah lengan-lengan Tuhan, yang memelukkan kebahagiaan.
  • Derita lautan adalah meniadakan daratan. deritaku adalah menatap lautan di daratan, tanpamu.
  • Anak kandung cinta ternyata luka. Aku sekarang sedang menimangnya.
  • Aku iri, kepada air yang tak bisa dilukai. Aku terpana, kepada udara yang bisa menyusup kemana saja.
  • Terkadang aku membencimu, serupa suara membenci bisu. Terkadang aku merindumu, serupa api merindu abu.
  • Aku, pelupa ini, menangis setiap hari agar tetap ingat bagaimana caranya berbahagia.
  • Cintaku penyair bisu, Sayang; dengan sajak-sajak terindah tentangmu yang tak mampu kuterjemahkan.
  • Aku berterima kasih, pada ketabahanmu mencintaiku, yang aku sendiri tak mungkin mampu menanggungnya
  • Sebab cintalah yang mengajariku menulis puisi, bahkan tanpa pena sekalipun.

Sajak-sajak pendek di atas memperlihatkan kekuatan uangkapan, justru dalam bentuknya yang "mungil".
Sajak-sajak pendek, tapi bernas dan segar, yang bisa menjadi kutipan-kutipan keseharian kita. Ketika jatuh cinta, dilanda kangen, disentuh kesedihan, dan segala haru biru perasaan yang bagai tak terselesaikan. Sajak-sajak tersebut sesuatu yang terasa menyentuh. Kini izinkan penulis berdiam diri dalam kata. 


                                                       ~~~~~ Wassalam ~~~~~

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates